Jumat, 27 Januari 2017

Yahoo dijual ke Verizon senilai Rp65 triliun

Kesepakatan ini tidak memasukkan saham berharga Yahoo di perusahaan Cina, Alibaba.
Harga kesepakatan ini jauh di bawah US$44 miliar yang Microsoft tawarkan kepada Yahoo pada tahun 2008 atau nilai Yahoo sebesar US$125 miliar saat mengalami puncak bisnis dot.com.
Verizon mengatakan kesepakatan untuk bisnis internet inti Yahoo, yang memiliki lebih satu miliar pemakai aktif setiap bulan, akan membuatnya menjadi perusahaan media telepon genggam dunia.
Pimpinan Yahoo, Marissa Mayer, mengatakan, "Yahoo adalah sebuah perusahaan yang telah mengubah dunia, dan akan terus melakukan ini karena bergabung dengan Verizon dan AOL."
Dalam sebuah email kepada stafnya, Mayer mengatakan dirinya berencana tetap di Yahoo, dan menambahkan, "Saya mencintai Yahoo dan saya mempercayai Anda semua. Sangatlah penting bagi saya untuk menyaksikan Yahoo memasuki bab baru."

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/07/160725_majalah_yahoo_verizon

Siapa Pemilik Yahoo yang Baru?

Yahoo resmi dibeli oleh sebuah perusahaan bernama Verizon Communications Inc. Siapakah sebenarnya pemilik Yahoo yang baru ini?

Nama Verizon pertama kali muncul sebagai calon pembeli Yahoo pada Juni 2016 lalu. Saat itu, nilai penawaran yang diajukan adalah sebesar 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 40 triliun.

Dikutip KompasTekno dari Bloomberg, Selasa (26/7/2016), pengajuan penawaran Verizon dilakukan pada sesi penawaran kedua atas bisnis utama Yahoo yang berlangsung Juni lalu. 

Verizon disinyalir merupakan penawar dengan nilai tertinggi di antara perusahaan-perusahaan lain yang sama-sama meminati bisnis internet Yahoo, termasuk AT&T, Microsoft, dan firma ekuitas TPG. 

Dengan bisnis iklan digital miliknya yang sedang tumbuh, Verizon yang tahun lalu mengakuisisi AOL senilai 4,4 miliar dollar AS (sekitar Rp 57 triliun) diperkirakan memiliki posisi kuat untuk mengembalikan peruntungan bisnis internet Yahoo.

Verizon pada mulanya adalah perusahaan telekomunikasi dengan nama Bell Atlantic. Perusahaan ini didirikan pada 1983 dan berkantor pusat di New York, AS. 

Pada Juni 2000, Verizon Communications dibentuk sebagai hasil merger antara Bell Communications dengan GTE

Verizon menjadi provider komunikasi wireless terluas di AS per September 2014. Tahun lalu, bisnis Verizon mendapatkan revenuesebesar 132 miliar dollar AS (sekitar Rp 1,738 triliun). 

Bisnis utama Verizon adalah sebagai operator seluler yang menyediakan layanan data, suara, dan bundling handset di AS.

Per April 2016, jaringan 4G LTE Verizon menjangkau 98 persen wilayah AS dan per Januari 2016 lalu pelanggan Verizon telah mencapai 140,1 juta.

Selain itu, masih ada layanan lain dari Verizon, seperti layanan untuk UKM (internet dan TV kabel) dan perusahaan besar (enterprise) untuk layanan cloud, TI, keamanan, dan mobilitas. 

Sebanyak 99 persen perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500 diklaim menggunakan layanan Verizon Enterprise.

http://tekno.kompas.com/read/2016/07/26/08280007/Siapa.Pemilik.Yahoo.yang.Baru.

Diakuisisi Verizon, Bagaimana Nasib CEO Yahoo Marissa Mayer?

Yahoo akhirnya resmi dipinang Verizon dengan nilai 4,83 miliar dollar AS (Rp 63 triliun) secara tunai. Penyatuan perusahaan internet dan operator telekomunikasi yang sama-sama berbasis Amerika Serikat tersebut disepakati pada Senin (25/7/2016) pagi waktu setempat. 

Dengan ini, Verizon akan mengambil alih operasi bisnis utama Yahoo. Lantas, bagaimana nasib CEO Marissa Mayer yang selama ini menakhodai Yahoo?

Dihimpun KompasTekno, Rabu (27/7/2016), dari USAToday, Mayer akan tetap setia di Yahoo dan tetap menjabat sebagai CEO. Ia akan mengawal proses transisi bisnis Yahoo ke Verizon dan bekerja sama dengan AOL sebagai perusahaan yang juga berada di bawah naungan Verizon.

"Saya berencana untuk menetap. Saya cinta Yahoo dan bersemangat untuk menghadapi tahap baru perusahaan," kata Mayer. 

Prioritas utama Mayer dalam waktu dekat ada dua, yakni mengawasi penutupan transaksi Yahoo sebagai perusahaan tunggal dan melindungi nilai saham ekuitas Yahoo. 

Diketahui, Yahoo punya saham 15 persen di ritel raksasa China, Alibaba, yang bernilai 32 miliar dollar AS atau sekitar Rp 421 triliun. Selain itu, Yahoo juga masih punya saham pada Yahoo Jepang sebanyak 36 persen atau 8 miliar dollar AS (Rp 105 triliun).

Ketika transaksi ditutup pada kuartal pertama 2017, brand Yahoo akan sepenuhnya menjadi milik Verizon. Belum jelas apakah nama Yahoo bakal dipertahankan atau diganti.

CEO AOL Tim Amstrong mengindikasikan nama Yahoo akan tetap dipertahankan oleh Verizon. AOL sendiri diakuisisi Verizon pada Mei 2015 dengan nilai 4,4 miliar dollar AS atau setara Rp 57 triliun.
"Kami (Verizon dan AOL) suka brand Yahoo," ujarnya.

Mayer dibutuhkan

Amstrong juga mengatakan kehadiran Mayer sangat berarti bagi Yahoo di bawah naungan Verizon. Armstong sendiri ke depannya bakal bekerja sama banyak dengan Mayer.

"Ekspektasi saya adalah Mayer tetap memimpin Yahoo. Saya sudah kenal dia selama 20 tahun. Kami adalah teman, jadi saya berharap bisa bekerja sama dengan dia lebih intens," Amstrong menuturkan. 

Armstrong dan Mayer adalah kolega di Google. Mayer masuk pada 1999 dan Armstrong pada 2000. Meski kemudian keduanya menjadi veteran sang raksasa mesin pencari, Armstrong dan Mayer tetap berteman baik. 

"Armstrong dan saya adalah teman lama. Saya sangat menghargai dia dan berharap bisa membuat sesuatu bersama-sama," kata Mayer. 

Mayer sendiri menjabat sebagai CEO Yahoo sejak Juli 2012 lalu. Mayer masuk ketika kondisi bisnis Yahoo mulai terseok-seok. Investor Yahoo sempat berharap banyak pada Mayer, lalu perlahan mulai pasrah dengan kondisi perusahaan yang pernah jaya pada era 90-an itu.

Harapan pasca akuisisi

Verizon punya ekspektasi tinggi pada Yahoo. Menurut CEO Verizon Lowell McAdam, Yahoo bisa membuat Verizon lebih kompetitif sebagai perusahaan media mobile di dunia, serta mendorong pendapatan dari iklan digital. 

Sementara itu, Mayer berharap akuisisi ini mampu membangun dan mempercepat bisnis mobile, video, native advertising, dan sosial Yahoo. 

Yahoo mengklaim memiliki 1 miliar pengguna aktif bulanan, termasuk 600 juta di antarannya yang berasal dari platform mobile. Yahoo juga memiliki bisnis yang menghubungkan pengiklan dengan target audiens mereka melalui teknologi yang mengombinasikan data dan konten.

Jika digabungkan, bisnis Yahoo, Verizon, dan AOL bisa menghasilkan portofolio brand dengan kemampuan distribusi yang luas. AOL dan Yahoo saja jika digabungkan akan memiliki 25 brand yang sedang dan terus berkembang.

http://tekno.kompas.com/read/2016/07/27/07100017/Diakuisisi.Verizon.Bagaimana.Nasib.CEO.Yahoo.Marissa.Mayer.

Sejarah dan Perkembangan Yahoo

Pada bulan Januari 1994, Jerry Yang dan David Filo membuat sebuah situs web yang diberi nama "Jerry's Guide to the World Wide Web." Awalnya, situs Jerry's Guide to the World Wide Web hanyalah sebuah direktori daftar bookmark yang dikelompokkan berdasarkan subyek. Fungsinya hanyalah sebagai penunjuk bagi situs-situs lain.

Bulan April 1994, "Jerry's Guide to the World Wide Web" diganti namanya menjadi “Yahoo!”. Nama baru ini diambil oleh Filo dan Yang dari novel Gulliver’s Travel karya Jonathan Swift. Mereka memilih kata unik tersebut karena menyukai makna katanya yang berarti “primitif, kuno, kasar”. Selain itu Yahoo juga adalah singkatan dari "Yet Another Hierarchical Officious Oracle". Sedangkan alamat URL-nya adalah: akebono.stanford.edu/yahoo.

Namun, nama “Yahoo” sebenarnya telah lebih dulu dipatenkan menjadi merek produk saus barbekyu dan perahu karet oleh perusahaan lain. Inilah sebabnya mengapa Yang dan Filo terpaksa menambahkan sebuah tanda seru di belakang kata Yahoo sehingga menjadi “Yahoo!”. Walaupun demikian, tanda seru itu sering diabaikan saat orang menyebut Yahoo.

Akhir tahun 1994, Yahoo mencatat perkembangan mencengangkan karena telah di-klik oleh sekitar satu juta pengunjung. Menyadari potensi ini, Yang dan Filo membadan-hukumkan Yahoo sebagai sebuah perseroan terbatas pada 1 Maret 1995. Tahun berikutnya, tepatnya tanggal 12 April 1996, Yahoo mendapatkan dana segar sebesar 33,8 juta dolar AS yang dihimpun dari hasil penjualan 2,6 juta lembar sahamnya seharga USD 13 per lembar.

Perkembangan (1997-1999)

Tak mau ketinggalan dari para para pesaingnya, Yahoo mulai mengembangkan sayap hingga menjadi sebuah situs portal. Pada akhir dekade 90-an, sejumlah portal dan direktori situs seperti Yahoo, MSN, Lycos, Excite, dll berkembang sangat pesat. Mereka berlomba-lomba mengakuisisi layanan-layanan internet lain yang lebih kecil untuk dimasukkan dalam layanannya dengan harapan agar pengunjung/pengguna lebih betah dan setia di portalnya.

Tercatat pada 8 Maret 1997, Yahoo mengakuisisi perusahaan layanan komunikasi online yang bernama Four11. Salah satu produk Four11 yang terkenal adalah Rocketmail. Yahoo lalu mengubah nama produk ini menjadi Yahoo! Mail. Selanjutnya, Yahoo membeli ClassicGames.com dan mengubahnya menjadi Yahoo! Games. Tahun 1998, Yahoo mengakuisisi GeoCities, kemudian mengambil alih eGroups yang dirubah namanya menjadi Yahoo! Groups. Tanggal 21 Juli 1999, Yahoo meluncurkan salah satu produk terlarisnya: Yahoo! Messenger.

Yahoo! International
Sebagai sebuah portal besar, selain bahasa Inggris, Yahoo! juga mengelola layanan situs multi bahasa. Terdapat 42 layanan bahasa dalam portal Yahoo saat ini, yang di antaranya adalah Argentina, Brazil, Jerman, Perancis, Jepang, Thailand, India, Indonesia, dll. 

Fenomena Dot-com bubble (2000-2001)

Dot-com bubble adalah sebuah periode masa (1995-2001) di mana sejumlah perusahaan berbasis internet seperti Yahoo, Google, AOL, dsb mencapai puncak kejayaannya yang ditandai dengan melambungnya harga saham perusahaan-perusahaan tersebut di lantai bursa. Pada 3 Januari 2000, saham Yahoo mencapai harga tertingginya pada level USD118,75 per lembar saham. Enambelas hari kemudian, saham Yahoo di Jepang mencatat sejarah sebagai saham pertama di lantai bursa Jepang yang diperdagangkan di atas J¥100,000,000, dengan harga per saham J¥ 101,4 juta atau sekitar USD 962,140 (kurs waktu itu).

Saking populernya, portal yahoo.com sempat mengalami hang beberapa jam pada 7 Februari 2000 akibat serangan hack. Namun ajaib pada keesokan harinya, harga saham Yahoo malah meningkat naik 4,5 persen.

Saat masa emas ini, Yahoo dan Google sempat mengikat suatu kerjasama yang dimulai pada 26 Juni 2000 di mana waktu itu Yahoo mengontrak Google untuk menempatkan mesin pencarinya sebagai mesin pencari standar di portal Yahoo. 

Periode pasca dot-com bubble (2002-2006)

Yahoo adalah salah satu dari sedikit perusahaan besar berbasis internet yang bertahan setelah fenomena dot-com bubble berakhir. Pada 26 September 2001, saham Yahoo mencapai harga terendah pada titik USD 4,06.

Akhir 2002, untuk mengembangkan teknologi mesin pencarinya Yahoo menggandeng Inktomi. Bulan Februari 2003, Yahoo membeli Konfabulator dan mengganti namanya menjadi Yahoo! Widgets. Selanjutnya, Juli 2003, Yahoo mengambilalih saham Overture Services, Inc yang mengelola AltaVista dan AlltheWeb.

Setelah dirasa cukup, pada tanggal 18 Februari 2004 Yahoo secara resmi memutus kerjasamanya dengan Google dan mengembangkan teknologi mesin pencarinya sendiri.

Google kemudian merilis layanan email gratisannya sendiri, Gmail, yang berkapasitas 1 GB pada 1 April 2004. Melihat hal ini, Yahoo segera merespon dengan meningkatkan kapasitas mailbox email gratisan dari 4 MB menjadi 100 MB dan mailbox email berbayar Yahoo Mail Plus dari 1 GB menjadi 2 GB. Tak cukup sampai situ, pada 2007 Yahoo mengumumkan kapasitas mailbox-nya menjadi tak berbatas. Saat Google merilis Google Talk (produk yang hampir mirip dengan Yahoo! Mesengger) pada 2005, Yahoo bekerjasama dengan Microsoft mengumumkan bahwa Yahoo! Mesengger bisa dipakai multi fungsi bersama MSN Mesengger (produk serupa dari Microsoft).

Yahoo melanjutkan ekspansi dengan mengakuisisi sejumlah layanan lain dan menggabungkan layanan tersebut bersama layanan versinya sendiri. Beberapa layanan yang dimaksud adalah: Flickr, blo.gs, Upcoming.org, del.icio.us, webjay, dll. 


http://sejarah-yahoo.blogspot.co.id/